Selasa, 12 Desember 2017

Inilah rentetan penyandang gelar "Tomalolo anna Tomakappa Polewali Mandar 2006 - 2017".

Tomalolo Tomakappa Polewali Mandar merupakan ajang pemilihan duta pariwisata tingkat kabupaten yang dilaksanakan oleh Dinas Terkait.

Pemilihan yang sudah berjalan 12 tahun ini, dimulai sejak tahun 2006 hingga sekarang. Pemilihan tahun 2006, 2007 dan 2008 saat itu cuma melingkupi daerah polewali dan beberapa daerah khusus lainnya saja sehingga tidak banyak yang mengetahui pelaksanaan pemilihan duta pariwisata ini, lalu ditahun berikutnya yaitu tahun 2009 pemilihan ini disebar luaskan, sehingga setiap kecamatan harus mengirimkan calon peserta pemilihan Tomalolo anna Tomakappa. 

Bukan hanya kecamatan, untuk pemilihan duta pariwisata, organisasi ATT membuka peluang seluas-luasnya bagi perwakilan sekolah, sanggar ataupun umum, dengan tujuan agar anak-anak muda daerah juga bisa ikut berpartisipasi dalam mempromosikan pariwisatan dan kebudayaan mandar. Bukan hanya itu saja pemerintah juga berharap dengan adanya pemilihan duta pariwisata seperti ini dapat mencetak pemuda-pemudi daerah yang berkarakter dan malaqbi.

Loga organisasi ATT Pol - Man
(foto : ATT Pol -Man)

Pemuda-pemudi yang merupakan ujung tombak bangsa ini, selain mempunyai tugas untuk melanjutkan tongkat estapet kepemimpinan juga bertugas untuk tetap melestarikan adat istiadat dan budaya mandar pada khususnya serta indonesia pada umumnya.

Sama seperti pemilihan duta pariwisata lainnya berbagai tahapan harus dilalui untuk dapat menyandang gelar "Tomalolo anna Tomakappa Polewali Mandar" seperti ukur tinggi badan, usia, persyaratan berkas (akte kelahiran, foto kopi ktp atau kartu pelajar, foto cloes up dan seluruh badan, artikel tentang mandar), mengikuti materi, penampilkan bakat, wawancara dan malam grand final.
Selain persyaratan umum seperti diatas, untuk menjadi seorang tomalolo tomakappa haruslah memiliki 3B, yaitu "Beauty, Brain and Behaviour" dalam bahasa mandar kita mengenal istilah "Malaqbi" yang artinya "macoa sipaq, gauq anna kzedo na" (bagus sikap, perilaku dan tutur katanya).

Pemilihan duta pariwisata ini memiliki wadah berupa organisasi yang disebut ATT Pol-Man (Assamaleuwang Tomalolo Tomakappa Polewali Mandar) yang dinaungi langsung oleh Bapak H. Andi Masri Masdar sebagai ketua umumnya.

Ketika diadakan pemilihan berarti ada juga yang terpilih sebagai pemenang,
Dibawah ini adalah nama-nama yang pernah menyandang gelar sebagai  "Tomalolo anna Tomakappa" Kabupaten Polewali Mandar.

Tomalolo Tomakappa 2006
Nurhalimah - Hambrianto
Tomalolo Tomakappa 2007
Elvira Kaperek - Fitra wijaya
Tomalolo Tomakappa 2008
Elvira Kaperek - Yasfar Yazin





Dalam pemilihan Tomalolo Tomakappa 2007 dan 2008 Tomalolo Elvira Kaperek menjabat dua kali masa jabatan karena pada saat itu tidak ada yang layak untuk menggantikan dirinya sebagai pemenang, hal ini bisa saja terjadi karena tugas sebagai Tomalolo anna Tomakappa tak semudah yang kita fikirkan namun tak sesulit yang dibayangkan.

Tomalolo Tomakappa 2009
Murbarani Nahrawi - Suaib
(Foto - Dokumentasi Kominfo, koleksi Misma Anas)

Tomalolo Tomakappa 2010
Misma Anas - Eka Satrio Lallang
(Foto - Dokumentasi kominfo, Koleksi Misma Anas)

Tomalolo Tomakappa 2011
Putri Indara Dewi K - M. Ali Yusuf
(Foto - Dokumentasi Kominfo, Koleksi Misma Anas)

Tomalolo Tomakappa 2012
Cintya Dwi Cahyani - Dimas Prayoga
(Foto - Sanggar Tie-tie, Koleksi Misma Anas)

Tomalolo Tomakappa 2013
Rastri Annisa Rasak - Resky Widhiantoro
(Foto - Resky Widhiantoro)

Tomalolo Tomakappa 2014
Fatimah - Akmal Mahdi
(Foto - Fatimah)

Tomalolo Tomakappa 2015
Nurjanna Sadi Niti Suwito - Muhammad Haritz Satrio
(Foto - Nurjanna sadi Niti Suwito)

Tomalolo Tomakappa 2016
Nanda Sari - Arif Budianto
(Foto - Arif Budianto)

Tomalolo Tomakappa 2017
Ulfa Ramadhani - Nur Imansyah Putra
(Foto - Samsurijal Saamaa)

Ketua Umum Assamalewuang Tomalolo Tomakappa
H. Andi Masri Masdar bersama Istri
(Foto : Dokumentasi Ulang Tahun Polewali Mandar)

Karena keterbatasan penulis dalam mengumpulkan data serta kurangnya dokumentasi pada waktu itu sehingga foto pemenang 2006, 2007 dan 2008 tak didapatkan. Penulis berharap dengan adanya tulisan ini bisa memberi jalan apabila ada pembaca yang memiliki dokumentasi tentang pemilihan 2006, 2007 dan 2008 kami harap kesediannya untuk berbagi.
Tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga penulis berharap masukan dan saran dari pembaca, caranya gampang saja tulis masukan pembaca di kolom komentar di bawah ini.
Akhir kata Selamat membaca dan semoga bermanfaat...! Wassalam...

Sabtu, 09 Desember 2017

Lawar Karumbaneq

Karumbaneq merupakan salah satu seefood yang mudah kita temukan di sekitar empang berlumpur dan di antara pohon-pohon mangrove.

Salah satu habitat kerang ini ada di dusun Gonda Desa Laliko kecamatan Campalagian. Mengapa demikian karena diarea ini merupakan habitat asli pohon bakau atau pohon mangrove...

Untuk mengambil kerang ini waktu yang tepat adalah saat air surut yaitu sekitar tengah hari hingga menjelang ashar. Karena habitatnya di daerah empang berlumpur maka diperlukan perjuangan lebih saat mencarinya. Kaki tenggelam di lumpur sudah pasti tapi itulah yang membuat pencarian karumbaneq menjadi seru.

Selain mudah didapatkan, karumbaneq juga sangat lezat untuk di santap. Bisa ditumis atau dibuat lawar seperti di bawah ini.

Bahan utama
1. Karumbaneq (seefood)
2. Parutan Kelapa mentah
3. Air

Bahan Bumbu
1. Cabai kecil
2. Bawang merah
3. Jeruk Nipis (atau belimbing)
4. Garam

Cara membuat
1. Cuci bersih karumbaneq hingga bersih lalu masukkan kedalam belanga dan beri air hingga karumbaneq teremdam semua lalu masak hingga mendidih.
2. Angkat karumbaneq dari belanga lalu dinginkan
3. Siapkan alat untuk membuka cangkang karumbaneq, kita boleh memakai batu dan lesung.
4. Setelah semua cangkang terpisah dari isinya, cuci bersih kembali isinya agar tidak ada pecahan cangkang yang tersisa.
5. Tumbuk cabai kecil, bawang merah dan garam hingga halus
6. Lalu masukkan kelapa hingga sedikit hancur tapi jangan sampai halus yah.
7. Iris kecil-kecil karumbaneq yang sudah bersih tadi lalu campur dengan bumbu yang sudah dibuat beri sedikit perasan jeruk nipis, kemudian aduk merata lalu siap di santap.

Karumbaneq juga sangat enak jika dibakar namun satu hal yang harus di perhatikan, jangan memakan karumbaneq dalam jumlah banyak karena akan membuat perut kita sakit, serta untuk yang punya alergi lambung dengan seefood jenis ini jangan coba-coba yah ! Atau kalian akan berurusan dengan peyakit diare.

Ada satu metode untuk meminimalisir agar kita tidak sakit perut saat mengkonsumsi karumbaneq yaitu karumbaneq yang sudah kita ambil diempang jangan langsung dimasak, biarkan sampai semalam dulu, agar supaya lumpur-lumpur didalamnya keluar terlebih dahulu. Keesokan harinya barulah kalian cuci bersih lalu diolah.

Selamat mencoba.!!!



Karumbaneq yang sudah dibersihkan
(foto : Misma Anas)
Lawar Karumbaneq
(foto : Misma Anas)

Rabu, 15 November 2017

Kwarcab Polewali Mandar sajikan Uleq-uleq tarreang di Rainas 2017.

Raimuna Nasional atau biasa disingkat dengan "Rainas"  yang baru-baru ini dilaksanakan di Buperta Cibubur tanggal 13-21 agustus 2017. Merupakan kegiatan pesta pramuka penegak pandega Se-Nusantara.

Kegiatan yang dilaksanakan oleh dewan kerja nasioanal (DKN) setiap 4 tahun sekali ini, merupakan kegiatan bergengsi dimana anggota pramuka dari 34 provinsi berkumpul bersama dalam satu bumi perkemahan untuk bersilaturrahmi.

Selain untuk bersilaturrahmi kegiatan ini juga menjadi ajang untuk mempromosikan daerah dan kebudayaan dari masing-masing provinsi, itu dibuktikan dengan adanya stand pameran yang disiapkan panitia untuk setiap kontingen daerah.

Setiap stand diisi dengan berbagai macam barang yang akan dipamerkan, baik itu baju adat, makanan khas dan buku yang berisikan informasi tentang daerah masing-masing. Bahkan tak sedkit dari beberapa stand pameran yang menyediakan baju khas atau tutup kepala khas yang bisa digunakan pengunjung untuk berselfi ria. 

Bukan hanya diisi dengan barang-barang yang menarik, setiap stand pameran juga berlomba-lomba menghias stand mereka secantik mungkin layaknya pameran resmi pemerintah pada umumnya. Dengan kreatifitas tinggi anak pramuka apapun bisa dipakai untuk menghias stand pameran agar terlihat lebih indah.

Cara seperti diatas memang merupakan taktik yang tepat untuk menarik perhatian para peserta raimuna nasional untuk berkunjung ke stand mereka, selain mendapat foto selfi atau grufi yang keren, mereka juga mendapat informasi dari stand pameran yang mereka kunjungi. 

Kwarcab Polewali Mandar yang merupakan salah satu kontingen peserta Rainas 2017 beserta 5 kwarcab lainnya (Majene, Mamasa, Mamuju, Mateng dan Matra) tak ingin kalah dari daerah lain untuk memperkenalkan beberapa makanan tradisional Mandar seperti Uleq-uleq, Kasippi, dan baye.

Tidak seperti kasippi dan baye, uleq- uleq menjadi menu spesial karena dibuat pada saat dibumi perkemahan buperta cibubur, yang bahan mentahnya kami bawa langsung dari tanah mandar. Ada atsmorfir berbeda yang kami rasakan saat membuatnya di pulau jawa ini, semangat nasionalisme kami tiba-tiba menyeruak didalam dada, bagaimana tidak suatu kebanggaan tersendiri saat bisa menghidangkan makanan mandar untuk dinikmati seluruh peserta rainas dikegiatan Kuliner Nusantara.

Setiap kontingen daerah hukumnya wajib mengghidangkan makanan khas dari daerahnya, maka dari itu kwarcab Polman menghidangkan uleq-uleq, kasippi dan baye, sedang kwarcab Mamasa menghidangkan kopi khas Mamasa, dan Kwarcab Majene dengan Bawang gorengnya. Sedang 3 kwarcab lainnya absen dengan alasan yang tidak jelas. 

Secara pribadi penulis merasa sangat kecewa dengan absenya 3 kwarcab ini, karena menurut cermat penulis sangat rugi melewatkan kesempatan seperti ini, kesempatan dimana kita dapat mengenalkan daerah kita (Mandar) dikanca Nasional. 

Kita begitu mudahnya mengabaikan peluang emas seperti ini, sedang kita sama-sama mengetahui betapa gencarnya usaha pemerintah kita dalam mempromosikan daerah mandar, itu terbukti dengan keikut sertaan pemerintah kita saat pameran-pameran dikegiatan nasional, bukan satu atau dua kali mereka mengikuti pameran nasional bahkan sering sekali dengan mengeluarkan budget yang sangat banyak demi tanah Mandar kita bisa dianggap keberadaannya di Nusantara, lalu kita begitu cueknya dengan kesempatan itu.

Bagi sebagian orang mungkin hal ini biasa-biasa saja, dianggap hal kecil dan sepeleh. Tapi ingat kah kalian dengan pepatah "Nila setitik rusak susu sebelanga"  atau "sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit". Bukan kah dua pepatah diatas menunjukkan betapa besarkan kekuatan hal yang kecil.

Penulis berharap dari tulisan kecil ini dapat mengetuk hati kecil kalian untuk bisa mencintai tanah kita, tanah jazirah tipalayo. Dengan cara memberikan yang terbaik untuk Litaq Mandarta, dan semoga tulisan kecil ini dapat menjadi suntikan semangat untuk pengurus DKD Sulawesi Barat saat ini dalam kegiatan-kegiatan berikutnya.

Hampir lupa, hehehe...

Ada satu hal yang menarik saat kegiatan masakan nusantara ini diadakan, peserta bukan hanya dari negara kita indonesia tapi ada beberapa peserta dari negara tetangga juga. Yan tak mau kalah dengan ikut serta menghidangkan makanan tradisionalnya, seperti dari negara Malaysia. Mereka menyambangi stand pameran dari Kwarda Sulawesi Barat dan dapat menikmati uleq-uleq tarreang dan kasippi yang telah kami hidangkan.

Stand kami Saat dikunjungi peserta rainas 2017
(foto :Misma Anas)
Kak Badlia menjelaskan tentang makanan khas baye
(foto : Misma Anas)
Ketua umpi Kwarcab Polman foto bersama abang-abang pengakap dari Malaysia
(foto : Misma Anas)

Saat menyiapkan makanan khas yang akan dihidangkan (uleq-uleq tarreang, Kasippi dan baye)
(foto : Misma Anas)

Stand pameran Kwarda Sulawesi Selatan
(foto : Oda Raudah)
Tutup kepala khas Kalimantan (suku Dayak)
(foto : Oda Raudah)

Anggota DKD Sulbar mengenakan tutup kepala khas Bengkulu
(foto : Fitriani M)

Mengintip cara membuat "Uleq-uleq bue dan uleq-uleq tarreang".

Menikmati uleq-uleq 
(foto : Misma Anas)

Bagi kalian yang berasal dari suku mandar pasti nama makanan diatas sudah tidak asing lagi ditelinga, bahkan banyak diantara pembaca banyak yang tau cara membuatnya.

Namun ini menjadi berbeda halnya bagi mereka yang bukan orang Mandar, jangan kan pernah mendengar tau kalau ada makanan khas ini saja mungkin tidak. 

Uleq-uleq bue/tarreang dalam bahasa indonesia kita mengenal dengan nama bubur kacang ijo dan bubur jawawut. Makanan khas mandar ini bercita rasa manis, tekstur agak kental dan umumnya berwarna merah tua karena menggunakan gula aren sebagai pemanisnya.

Uleq-uleq selalu di hidangkan saat-saat tertentu seperti saat "sappulo muharrang" (menyambut 10 muharram) dan pada saat "mappakeqdeq boyang" (mendirikan rumah) inilah saat dimana uleq-uleq
menjadi makanan primadona, alasan yang paling masuk akanl yaitu disebabkan oleh arti dari kata uleq-uleq sendiri.

Uleq-uleq dalam bahasa Mandar yang berasal dari kata uleq  yang berarti "ikut", "ussul" pada saat uleq-uleq ini dihidangkan semoga "dalleq simata miuleq" artinya semoga rezeki selalu mengikuti.

Bagi beberpaa orang saat membuat uleq-uleq bue dan uleq-uleq tarreang di pisahkan, namun ada juga beberapa yang suka jika membuat bubur kacang ijo dicampurkan sedikit jawawut , dan ada juga yang biasa mencampur jawawut dengan jagung muda, dalam bahasa mandar jagung yang dijadikan bubur dikenal dengan nama "uleq-uleq bataq".

Merujuk dari judul tulisan diatas maka tidak sah rasanya jika penulis tidak berbagi resep pembuatan makanan satu ini. 

Bahan-bahan 
1. Bue (kacang ijo ) atau Tarreang (jawawut)
2. Gula aren
3. Santan kelapa
4. Air

Cara membuat
1. Cuci bersih bue atau tarreang lalu masak dengan air secukupnya
2. Saat dimasak aduk-aduk terus agak tidak gosong ini untuk tarreang namun jika memasak bue kalian hanya perlu memasak sampai lunak tanpa harus mengaduk terus menerus.
3. Setelah masak masukkan gula aren yang sudah dicairkan
4. Masukkan santan dan masak hingga semua bahan tercampur dan matang, lalu siap di hidangkan.

Cukup mudah dan simpel bukan, terimah kasih penulis haturkan pada seluruh pembaca semoga bermanfaat dan selamat mencoba. 😉😊

Wassalamualaikum. Wr. Wb.


Uleq-uleq bue plus tarreang
Saat baca sappulo muharrang
(foto: Misma anas)

Senin, 17 Juli 2017

Berbagi resep "Tumis Balacang/Sambal Balacang pembangkit Nafsu Makan"

Balacang dalam bahasa mandar yang berarti udang kecil-kecil, dalam bahasa indonesia disebut "rebon". Bentuk fisik dari Balacang sama seperti udang pada umumnya namun berukuran sangat kecil sekitar 1-3 centimeter. Balacang yang berukuran kecil dan transparan ini bisa diolah menjadi abon, terasi, kerupuk udang dan masakan lainnya. 

Banyak yang tidak tau dibalik ukurannya yang kecil balacang atau rebon ini memiliki gizi yang cukup tinggi, Seperti protein, Lemak,  karbohidrat, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, vitamin B1, Dan air. Sehingga sangat baik di konsumsi oleh anak-anak dalam masa pertumbuhan.   

Menurut cermat penulis dengan kandungan gizi yang cukup komplit didalam balacang/rebon ditambah lagi dengan harganya yg relatif murah di pasaran, bisa menjadi solusi untuk para ibu rumah tangga dalam memenuhi gizi keluarga. Namun ada satu hal yang harus di perhatikan buat bunda dan keluarga yang memiliki riwayat alergi terhadap makanan seperti udang, sesekali mengkonsumsi rebon boleh saja asal jangan keseringan yah.!

Balacang kering sangat mudah didapatkan di pasar-pasar tradisional dan harganya pun relatif murah, dengan uang Rp. 5000 rupiah saja kalian sudah dapat setengah liter balacang kering. Sedangkan untuk membuat tumis balacang yang cukup banyak kalian bisa menggunakan seperempat liter saja. 

Selain baik untuk pertumbuhan anak balacang juga dapat meningkatkan nafsu makan, cita rasanya yang gurih dan khas membuat kita tergoda untuk nambah dan nambah lagi, hehehhe,  kalau tak percaya coba saja.

Dibawa ini penulis berbagi resep pembuatan tumis balacang atau sambal balacang. 

Bahan
1. Balacang (udang kecil/rebon kering) 
2. Tomat
3. Merica
4. Cabe besar,  kecil,  keriting
5. Bawang merah dan bawang putih
6. Garam
7. Gula
8. Air
9. Minyak

Cara membuat
1. Goreng balacang (rebon) lalu tiriskan
2. Iris-iris tomat
3. Tumbuk sampai halus merica, cabe besar, kecil, keriting, bawang merah, bawang kecil dan garam. 
4. Siapkan wajan, masukkan minyak goreng lalu tumis bumbu halus, masukkan tomat beri sedikit gula dan air. 

5. Setelah setengah matang baru masukkan balacang (udang kecil-kecil) yang telah digoreng tadi lalu siap disajikan.


Bumbu yang digunakan
(foto:Misma Anas)

Tumis Balacang/Sambal Balacang
(Foto : Misma Anas)

Balacang yang belum diolah
(foto:Misma Anas) 

Kamis, 06 Juli 2017

Makanan Tradisional Mandar "Lawar Penja" hidangan mentah penja asin


Lawar penja
(foto : Misma Anas) 

Penja merupakan ikan kecil yang munculnya sekali dalam sebulan, hanya di saat "bulan mati" saja. Ini istilah yang sering kita (orang mandar) dengar dari para nelayan "muaq meloq bomi mate bulang mendaiq bomi tu'u penja" artinya kalau bulan sudah akan mati maka penja akan muncul lagi, setiap bulannya sekitar tanggal 28, 29, 30, 31 kira-kira penja ini akan muncul. 

Karena munculnya hanya disaat tertentu saja maka tidak heran kalau para nelayan biasa mengeringkan-nya apabila tidak habis terjual dalam keadaan basah. Hal ini tidak serta merta menghilangkan nilai jual penja dipasaran justru dengan cara dikeringkan/diasunkan maka para konsumen tidak perlu khawatir untuk menikmati penja kapan saja. 

Penja bisa dinikmati dengan banyak cara seperti dipepes, ditumis dan lain sebagainya. Seperti masakan pada umumnya yg menggunakan api untuk memasak maka untuk sajian penja yang satu ini tidak perlu menggunakan api untuk dapat kita nikmati, cukup dengan campuran beberapa bahan sederhana saja penja sudah bisa kita hidangkan sebagai lauk untuk teman makan nasi atau makanan tradisional mandar lainnya seperti lameayu toqjaq, loka sattai, loka lambuq atau dengan nasi sekalipun. 

Lawar penja yg bercita rasa asin, asam dan kadang dibuat pedas (sesuai selera) menjadi masakan yang selalu dirindukan setiap anak mandar, begitu juga anak mandar di perantauan. Karena menurut mereka merasakan hidangan penja bisa mengingatkan pada kampung halaman litaq mandar tercinta. Bagi anak rantauan tak perlu bersedih yah karena yang akan kita bahas selanjutnya  cara membuat lawar penja yang sangat mudah. 

Bahan-bahan
1. Penja kering cuci bersih lalu tiriskan
2. Cabe kecil, keriting
3. Bawang merah
4. Jeruk nipis
5. Kelapa setengah muda yang sudah diparut

Cara membuat
1. Tumbuk bawang merah,  cabe kecil,   cabe keriting sampai halus
2. Lalu campur dengan bumbu halus tadi dengan kelapa parut. 
3. Lalu masukan penja asin/kering yang sudah cuci bersih ditiriskan tadi
4. Terakhir beri perasan jeruk nipis ke dalam campuran penjadan kelapa tadi lalu siap di sajikan. 

NB : perasan jeruk nipis wajib ada untuk hidangan ini karena perasan jeruk nipislah yang membuat penja asin mentah tadi menjadi masak,  so jangan berpikir bahwa kalian benar-benar menyajikan suatu yang benar-benar mentah seperti yang kalian pikirkan. Satu lagi jangan sesekali menambahkan garam karena penja asin ini sudah pasti bercita rasa asin pada dasarnya. 

Itulah tadi tentang cara membuat lawar penja, semoga bermanfaat dan sampai jumpa ditulisan-tulisan berikutnya. 

Wassalamualaikum... 




Sabtu, 01 Juli 2017

Berbagi resep "Bau anjoro" (Ikan kelapa) ala MA.

Bau anjoro yang artinya ikan kelapa adalah sala satu masakan tradisional mandar yang juga sangat enak dan juga banyak digemari  oleh masyarakat suku mandar. Ikan kelapa berbahan dasar ikan yang berukuran kecil seperti ikan mairo (lure), bisa juga ikan kecil lainnya.

Ikan mairo yang dimasak dengan kelapa setengah muda ini bercita rasa segar karena menggunakan belimbing mentah, rasa asamnya yang pas dimulut membuat ikan kelapa ini sangat cocok dimakan dengan nasi hangat, "na bilang orang  mandar massadiduq". Hehehe

Untuk membuat bau anjoro (ikan kelapa) tidak sesusah yang kalian bayangkan tidak juga semudah yang kalian fikir, di bawah ini resep bau anjoro ala penulis. Bisa dibilang ini adalah warisan nenek moyang karena resep ini penulis dapatnya dari ibu. Selamat menyimak yah. 

Bahan 
1. Ikan segar yang berukuran kecil
2. Kelapa Setengah muda.
3. Belimbing
4. Serai
5. Merica
6. Cabe besar, keriting dan kecil
7. Bawang merah
8. Garam
9. Kunyit
10. Air
11. Minyak kelapa

Cara membuat
1. Bersihkan ikan dengan cara membuang kepala dan isi perutnya lalu cuci dan tiriskan
2. Parut kelapa dengan pakkelluq (alat parut kelapa tradisional orang mandar) 
3. Iris memanjang belimbing, buang tengah nya. 
4. Tumbuh merica, cabe besar, kecil, keriting,  bawang merah, garam jadi satu lalu campur dengan parutan kelapa. 
5. Campur ikan yang telah dibersihkan dengan parutan kelapa dan bumbu tadi. 
6. Memarkan serai lalu dicampur kedalam ikan. 
7. Tambahkan kunyit bubuk. 
8. Masukkan kedalam kawali litaq (kuali yang terbuat dari tanah liat) beri air secukupnya. 
9. Masak dengan api sedang menggunakan kayu bakar, setelah mendidih baru masukkan minnak anjoro (minyak kelapa).

Jika bau peapi mandar menggunakan pammaissang (asam yang terbuat dari mangga muda yang telah dikeringkan) maka bau anjoro menggunakan belimbing mentah. penggunaan belimbing ini wajib hukumnya karena jika tidak maka tidak lengkaplah ikan kelapa itu,  jadi jangan sekali-kali menggantinya dengan pammaissang atau camba (asam jawa) yah...! 

Catatan :
Jika kalian tidak punya kawali litaq bisa diganti dengan kuali/wajan aluminium biasa. Penggunaan kayu bakar bisa juga diganti dengan kompor minyak atau gas.

Senang bisa berbagi resep dengan kalian para pembaca dan Selamat mencoba yah para pandeng malaqbi na mandar... ! 😊


Bau anjoro (ikan kelapa)
Yang belum dimasak.
(foto: Misma Anas). 

Minggu, 25 Juni 2017

Atupeq dada manuq rajanya homemade, atupeq ga'de rajanya pasar dan atupeq nabi rajanya pambaca-baca

Atupeq dada manuq (muane) dan atupeq ga'de. 
(foto: misma anas) 

Atupeq (bahasa mandar) dalam bahasa Indonesia yang berarti ketupat dan "bokong" penyebutan bahasa koneq-koneq e.  Siapa yang tidak kenal dengan makanan satu ini, disetiap hari Raya Lebaran Aidil Fitri dan Adil Adha kita selalu menemukannya sebagai salah satu hidangan utama, Entah dijadikan lontong sayur atau opor ayam, bisa juga untuk dimakan bersama lauk saja. Bukan hanya dihari Perayaan-perayaan besar saja dihari-hari biasa kita juga masih dapat mendapatkannya diwarung-warung coto Makassar (makanan khas sul-sel). Maka tak heran seluruh lapisan masyarakat pasti tau akan makanan satu ini. 

Penulis mengilhami ketupat inilah yang menjadi motivasi awal pembuatan lontong, tau mengapa?  Karena bahan dan cara pembuatanya yang sangat mirip hanya saja jika ketupat menggunakan janur daun kelapa atau daun pandan sebagai tempat isiannya berbeda dengan lontong yang terbuat dari plastik, lontong bisa dikatakan merupakan inovasi dari ketupat, bahan baku pembungkus lontong yaitu pelastik dengan mudah kita dapatkan di toko-toko. mempermudah kita kapan saja dapat membuat lontong, berbeda halnya dengan ketupat yang tidak setiap saat ketersediaan bahan baku janur kelapa dipasaran ada. 

Kita masuk pada pembahasan inti dari tema diatas, atupeq dada manuq (ketupat dada ayam) pemberian nama ini karena bentuk dari ketupat yang menyerupai dada ayam, mengapa jenis atupeq ini menjadi primadona untuk ketupat yang dibuat dirumah karena cara membuatnya yang lumayan gampang sehingga banyak orang yang dengan muda mengahapalnya, serta bagi mereka yang mempunyai kebun pohon kelapa membuat sendiri atupeq jenis ini dapat mengefesienkan anggara belanja dapur karena tak perlu membeli kepasar cukup mengambil janur di kebun lalu dibuat sendiri. 

Berbeda dengan atupeq ga'de (ketupat pasar) ia menjadi rajanya dipasaran karena bentuknya yang cantik dan enak dipandang. Cara pembuatan ketupat jenis ini jika dibandingkan dengan atupeq dada manuq (ketupat dada ayam) sedikit sulit karena alurnya sedikit berkelok-kelok sehingga menyulitkan orang untuk mengingatnya dan menghapalnya. Banyak sekali fakta di lapangan bahwa hanya sedikit saja orang yang dapat membuat atupeq ga'de dibanding atupeq dada manuq.

Atupeq nabi (ketupat nabi) ketupat  yang berukuran kecil, berbentuk bundar dan kembar ini sangat sedikit orang yang tau cara membuatnya. penulis tidak mengetahui dengan pasti apa penyebab pemberian nama untuk ketupat kembar satu ini, Yang pasti ketupat jenis ini sangat identik untuk beberapa perayaan besar yang ada ditanah Mandar salah satunya seperti Maulid Nabi Muhammad SAW atau acara keluarga tertentu baru ketupat jenis ini selalu ada. 

Cara pembuatan ketupat sangatlah gampang, seperti dibawa ini :

Bahan 
1. Janur daun kelapa 
2. Beras untuk isian ketupat
3. Air untuk memasak ketupat
4. Kayu bakar untuk menanak. 

Durasi memasak ketupat yang cukup lama membuat penggunaan kayu bakar sangatlah cocok, selain untuk penghematan juga dapat membuat citarasa dari ketupat ini jauh lebih enak dibanding memasak dengan kompor minyak atau kompor gas. 

Cara membuat
1. Anyam sedemikian rupa janur daun kelapa menjadi ketupat.
2. Cuci bersih beras lalu tiriskan sampai setengah kering.
3. Isi ketupat dengan beras tadi sampai perbandingan hanya 1/2 sampai 3/4 dari ruangnya saja yang diisi. 
4. Masukkan air kedalam belangan lalu panaskan, setelah dirasa cukup panas masukkan ketupat tadi masak hingga matang, angkat dan tiriskan Lalu siap untuk disajikan.

Tips : agar ketupat berwarna putih bersih gunakan air ledeng atau air hujan dan lebih baik air dibelanga lumayan banyak agar tidak perlu menambahkan air lagi saat pemasakan (tidak perlu mattombos). 

Membuat atupeq (ketupat) 
(foto:misma anas) 
Atupeq nabi (Ketupat Nabi) 
(foto:misma anas) 

Tutorial membuat ketupat bisa pembaca akses di Chanel YouTube Misma Anas. Semoga bermanfaat  !

Kamis, 15 Juni 2017

"Lopis atau Lupis" penyebutannya saja yang berbeda namun rasa lezatnya sama saja

Dalam bahasa mandar "Lopis atau Lupis" penyebutannya berbeda tapi yang dimaksud sama saja, ini dikarenakan ditiap daerah kadang orang menyebutnya dengan bahasa yang lazim mereka pakai, seperti halnya bahasa mandar "tandaq" dan "tadaq" yang artinya "sampai/tiba". Kata "tandaq" digunakan oleh mandar polewali sedangkan kata "tadaq" lazim digunakan oleh mandar majene. Walaupun berbeda tapi sama saja artinya sehingga kadang orang mandar dapat membedakan seseorang berasal dari mana dengan mendengar bahasa yang digunakan dalam berbicara.
Lupis merupakan penyebutan yang sangat lazim digunakan oleh masyarakat yang tingga di desa Bonde kecamatan Campalagian, lupis disajikan dalam bentuk potongan-ptongan yang terlebih dahuku dibaluri dengan kelapa parut lalu disiram dengan gula merah cair, cita rasa manis dan legit membuat makanan ini sangat diminati.
Di bulan suci ramadhan seperti ini lupis menjadi salah satu makanan favorit saat berbuka puasa bukan hanya karena rasanya yang enak tapi juga untuk mendapatkannya sangat mudah, kita bisa membeli di pasar-pasar tradisional tanpa harus repot membuatnya sendiri.
Cara mendapatkan lupis yang sangat mudah bukan alasan bagi kita tuk tidak mengetahui dari bahan apa makanan ini dibuat. Lupis terbuat dari campuran beras dan beras ketan yang dimasukan kedalam wadah berbentuk bulat panjang yang terbuat dari daun pisang yang dibentuk sedemikian rupa lalu dimasak dalam belanga hingga matang.
Jika melihat bahan yang digunakan sangatlah sederhana maka pasti terlintas dibenak kita bahwa makanan ini biasa-biasa saja, tapi.... bila kalian sudah mencobanya maka jangan heran kalau kalian akan berkomentar sebaliknya.
Bukan hanya kesederhanaan yang membuat makanan ini enak tapi ada budaya luhur yang terkandung didalamnya. Budaya luhur yang sadar atau tidak telah nenek moyang kita wariskan secara turun temurun melalui "masakan". Entah kalian lelaki atau perempuan, Jika kalian menghormati para leluhur maka memasaklah dan warisilah masakan-masakan tradisional mandar. Semoga bermanfaat.
Wassalamualaikum...
Lupis yang siap dihidangkan
(foto : Misma Anas)

Lupis yang belum dipotong -potong
(foto : Misma Anas)

Minggu, 11 Juni 2017

Kande-kandenya to Mandar


Rasulullah Muhammad SAW selalu mengajarkan kepada kita untuk menjalani kehidupan dengan kesederhanaan, ada juga pepatah yang mengatakan “kehidupan ini haruslah hebat sederhana itu sikapnya” berlatar belakang dari kesederhanaan itulah maka kita akan membahas salah satu warisan para leluhur bangsa kita, warisan yang tak bisa kita pungkiri kita ada saat ini karena nya dan para pendahulu kita sangatlah bergantung padanya. Warisan itu ialah “Masakan”.
Dalam dunia masak memasak internasional kita mengenal ada tiga bagian hidangan didalamnya yaitu hidangan pembuka (Appetizer), hidangan utama (Main course), dan hidangan penutup (Dessert) . Hidangan pembuka biasa dimulai dengan makanan yang menggugah selera dan berukuran kecil, lalu masuk kehidangan utama iaitu makanan berat yang biasanya mengandung banyak karbohidrat lalu ditutup dengan hidangan penutup yang selalu bercita rasa manis seperti puding atau cake bisa juga cemilan manis lainnya. Rentetan hidangan diatas tentu saja asing bagi kita dikarenakan hidangan-hidangan diatas hanya di sajikan diacara-acara resmi tertentu saja yang biasanya diadakan dalam konsep makan malam yang berkiblat kebarat (prancis atau inggris).
Sangat jarang bagi kita orang-orang yang berada di belahan timur menggunakan konsep seperti ini, caranya yang cenderung ribet dan juga agak mahal dalam  penyajian dan pelayanan, karena bukan hanya hidangan yang banyak jenisnya tetapi alat makan nya juga bermacam-macam, contohnya sendok untuk mengaduk teh berbeda dengan sendok untuk memakan nasi begitu juga dengan sendok untuk memakan sup berbeda pula. Hal seperti ini sangat tidak cocok dengan kebudayaan kita yang lebih mengutamakan kesederhanaan.
Penulis dapat menulis tulisan ini karena pernah beberapa kali mendapatkan pelajaran tentang cara makan dengan menggunakan konsep seperti ini dibeberapa ajang pemilihan duta pariwisata di daerah, tata cara makan seperti ini biasa kita kenal dengan sebutan “Table mener” tidak ada salahnya kita mempelajarinya untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan namun yang pasti tetaplah berpegang teguh pada budaya kita.
kita tinggalkan dahulu  pembahasan diatas karena yang menjadi bahasan kita bukan itu melainkan tentang hidangan penutup yang selalu bercitarasa manis. 
Kembali kepada kesederhanaan, hal yang sangat bertolak belakang dengan kebudayaan barat karena begitulah kita orang-orang timur yang besar karena adat dan budayanya.
Salah satu masyarakat yang sangat mengeutamakan kesederhaan yaitu suku Mandar, berhubungan dari awal kita telah membahas tentang salah satu warisan leluhur bangsa yaitu “masakan”, maka izinkan penulis untuk memaparkan beberapa masakan/hidangan manis (kue) yang bahan dan cara pembuatannya sangat sederhana namun tidak kalah enak dengan kue-kue yang ada di pasar modern.
Karena saat ini kita sedang menjalankan ibadah puasa ramadhan maka sangat cocok untuk membahas tentang hidangan manis atau juga biasa kita sebut dengan hidangan pencuci mulut. Banyak dari masakan manis orang mandar mengandalkan gula merah (gula aren) sebagai pemanis, penulis bisa berasumsi mungkin karena banyaknya masyarakat mandar yang dulunya berprofesi sebagai penyadap enau (Passari manyang) maka pasti dengan mudah mereka mendapatkannya dibandingkan harus membeli pemanis lain seperti gular pasir yang buatan pabrik tebu di pasaran. Dibawa ini beberapa jenis kue tradisional yang berbahan gula merah.
Kue tradisional Mandar yang terbuat dari tepung ketan, kelapa parut, gula merah dan air, contohnya:
Taripang
Katiri mandi
Onde-onde
Tallo panyu atau tallong kerang
Tetu’
Di atas tadi hanya sebagian kecil masakan mandar yang berbahan dasar gula merah dan tergolong dalam jenis kue basah, ada pula yang tergolong kue kering seperti baje, putu dan lain-lain sebagainya. Dikesempatan lain kita akan membahas lebih lagi tentang kue-kue diatas serta cara membuatnya. Semoga bermanfaat bagi pembaca dan jangan lupa untuk selalu mengutamakan kesederhanaan dalam menjalani kehidupan ini.
Wassalam....
Katiri mandi
(foto : Misma Anas)